Gresik – PT Barata Indonesia (Persero) menunjukkan komitmennya untuk terus menjaga Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) di area kerja. Barata Indonesia kembali membawa pulang dua penghargaan K3LH tingkat nasional yang diperuntukkan oleh tim proyek maupun kantor pusat dan bisnis unit Barata Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziyah, Rabu, (28/4) via daring.

Penghargaan pertama di dapat oleh tim Proyek Pabrik Gula Bombana (Kapasitas 12000 TCD,) Sulawesi Tenggara yang berhasil mencatatkan jumlah jam kerja tanpa kecelakaan (zero accident) hingga 3.802.776 jam. Penghargaan kedua diberikan atas implementasi Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, yang diraih oleh Kantor Pusat dan Divisi Industri Komponen dan Permesinan (DIKP). Dua penghargaan dari Kemenaker RI itu menambah daftar penghargaaan K3LH yang berhasil dibawa pulang Barata Indonesia. Sebelumnya, tim proyek PLTU 2 NTB (2×25) MW, Jeranjang juga mendapatkan penghargaan (zero accident) setelah mencatatkan waktu 1.116.062 jam kerja, tanpa kecelakaan kerja pada Desember 2020. Pun begitu Tim Proyek Jambaran Tiung Biru juga membawa pulang penghargaan (zero accident) setelah berhasil meraih 15.000.000 jam tanpa kecelakaan kerja pada September 2020.

Tak hanya itu pabrik cabang Barata juga berhasil membawa pulang penghargaaan zero accident. Diantaranya Pabrik Hidromekanikal Tegal yang menerapkan Sistem Manajemen K3 dengan hasil capaian mencapai 86,74% untuk sektor konstruksi sementara itu Pabrik Komponen Turbin Cilegon juga berhasil membawa penghargaaan dari Gubernur Banten dalam keberhasilan pelaksanaan K3LH di lingkungan perusahaan pada 2020. Pencapaian ini menjadi bukti perseroan dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman, dan ramah lingkungan.

“Ini merupakan capaian yang luar biasa bagi Barata. Di tengah pandemi terus melaksanakan kegiatan operasional dalam rangka memberikan nilai tambah bagi pemulihan ekonomi melalui performa ekspor dan penyelesaian pembangunan nasional,” tutur Bobby. Barata sebagai BUMN Manufaktur dan Konstruksi dalam menjalankan perannya berkomitmen untuk terus memperhatikan keselamatan kerja dan jam kerja yang aman. Hal ini dilakukan demi berjalannya operasional yang baik dan optimal.

“Seiring dengan perkembangan bisnis perseroan, kami terus meningkatkan kualitas proses pengelolaan risiko melalui melalui Hazard Identification Risk Assesment and Determine Control (HIRADC) untuk kemudian dirancang tindakan pencegahan secara proaktif, sebelum risiko terkait berubah menjadi insiden kejadian,” imbuh Bobby. Untuk mengawal implementasi ini di lapangan, Barata juga membentuk unit pengelolaan K3 pada tingkat operasional yang melekat dan satuan kerja, serta membentuk komite di tingkat direksi, direktorat, bisnis unit, hingga proyek. Dengan demikian, diharapkan bahwa kebijakan strategis, implementasi serta kegiatan K3 dapat dilaksanakan dengan baik secara menyeluruh demi menjamin keselamatan pekerja, aset perusahaan, lingkungan, maupun mitra kerja Barata.

Bobby mengungkapkan, Barata juga melakukan sertifikasi pada bidang-bidang yang dibutuhkan termasuk ISO ISO 45001:2018 dan SMK3 yang mengacu pada PP nomor 50 tahun 2012 di kantor pusat, bisnis unit hingga proyek. “Mewakili manajemen, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung komitmen ini. Kami berharap capaian ini selain menjadi bentuk apresiasi juga semakin memacu Barata serta seluruh entitas yang bekerja sama dengan kami untuk terus melaksanakan, mengawasi dan meningkatkan keselamatan kerja tak hanya untuk memberikan perlindungan tapi juga meningkatkan produktivitas kerja dan daya saing industri manufaktur nasional.” Tutup Bobby.



Tinggalkan Balasan